IDENTIFIKASI GARAM BERYODIUM

A. JUDUL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI GARAM BERYODIUM

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui kandungan yodium pada berbagai jenis garam.
2. Mengetahui kandungan yodium pada berbagai garam yang beredar di pasaran.

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Garam adalah salah satu kebutuhan pokok yang dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan sebagai berikut :
a) Bahan tambahan bumbu pada makanan, karena makanan yang kandungan Natriumnya kurang dari 0.3% akan terasa hambar.
b) Sebagai pengawet makanan seperti ikan asin, asinan dari buah, sawi asin.
Pada umumnya manusia mengkonsumsi garam yang jumlahnya berbeda-beda tiap individu tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan masing-masing. Oleh karena itu, penambahan iodium pada garam merupakan cara yang sangat efektif dalam menutupi kekurangan tubuh manusia akan kebutuhan iodium. Dan dalam rangka menunjang program pemerintah dalam bidang kesehatan masyarakat, setiap produsen garam diwajibkan menambahkan iodium pada produk garamnya.
Namun masyarakat kurang memperhatikan apakah dalam garam tersebut mengandung cukup yodium yang berguna dalam tubuh atau tidak. Mereka menganggap semua merk garam itu sama hanya memberikan rasa asin dalam masakan. Mereka hanya membedakan garam berdasarkan bentuk dari garam tersebut. Pada akhirnya hal ini menyebabkan masalah kesehatan dalam masyarakat.
Pemerintah sudah mengumumkan bahwa garam yang memiliki kandungan yodium yang dibutuhkan oleh tubuh itu harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun kebanyakan dari masyrakat kurang mengetahui merk garam yang mana yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Banyak garam yang beredar tidak memiliki tanda Standar Nasional Indonesia (SNI), ini akibat dari kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai manfaat garam beryodium dan merk mana saja yang mengandung yodium yang cukup bagi tubuh.
Kekurangan asupan gizi yang mencukupi khususnya untuk yodium dapat menimbulkan beberapa hal yang berbahaya seperti merusak sistem otak pada tubuh yang akhirnya akan membuat kebodohan, kurangnya daya berkonsentrasi seseorang dan kepikunan dini.Selain itu, kekurangan yodium dapat mengganggu produksi hormon tiroid sehingga metabolisme dasar dan reproduksi akan terhambat.
Garam beryodium merupakan solusi bagi kebutuhan iodium untuk masyarakat. Perlu dilakukan kontrol apakah produk garam beriodium itu sudah memenuhi standar minimal kadar iodium, yaitu 30 ppm.
Untuk mengetahui apakah garam yang dijual di pasar atau toko mengandung yodium atau tidak, dengan membaca label kemasannya. Pada kemasan garam beryodium harus tertera tulisan ‘Garam Beryodium’. Selain itu dapat diketahui dengan cara melakukan pengujian mutu garam beryodium menggunakan cairan uji iodine test. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara meneteskan iodine test sebanyak 2-3 tetes pada sampel garam yang akan diuji kandungan yodiumnya. 
Oleh karena itulah, hal tersebut yang melatar belakangi praktikum identifikasi yodium pada garam kali ini, maka diperlukan praktikum untuk mengetahui apakah garam yang dikonsumsi selama ini sudah mengandung kecukupan gizi yodium atau belum sehingga diharapkan didapat data kualitatif yang nantinya dapat menjadi indikator dalam mengontrol kecukupan gizi masyarakat sebagai usaha preventif akibat efek kekurangan konsumsi yodium pada masyarakat.


2. Tinjauan Teori
Yodium (bahasa Yunani : Iodes – ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua makhluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan yodium pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanahnya. Kandunganyodium pada jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan yodium pada pakan ternaknya. Pangan asal laut merupakan sumber yodium ilmiah. Sumber lain yodium adalah garam dan air yang difortifikasi (Kartasapoetra, 2010).
Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan yodium. Di Indonesia, yodium ditambahkan dalam garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam bentuk kalium yodat. Penggunaan garam beryodium dianjurkan oleh WHO untuk digunakan diseluruh dunia dalam menanggulangi GAKY. Cara ini dinilai lebih alami, lebih murah, lebih praktis, dan diharapkan dapat lestari di kalangan masyarakat (Kartasapoetra, 2010).
Fungsi yodium yang diketahui dalam tubuh adalah untuk sintesis hormon tiroid yang berlangsung di dalam kelenjar gondok. Hormon ini memainkan peranan yang penting dalam pengaturan metabolisme. Yodium diabsorpsi dengan cepat dari usus dan kemudian diedarkan melalui sirkulasi darah dalam bentuk senyawa iodida anorganik plasma (Bambang, 2012). 
Sumber terbesar yodium adalah seafood, seperti : kerang, udang, rumput laut dan aneka ikan serta hasil olahannya. Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan-bahan pangan yang berasal dari laut. Yodium bisa ditemukan dalam air, makanan, dan garam. Namun yodium sangat jarang ditemukan di pegunungan dan dataran tinggi. Sumber terbaik yodium adalah ikan laut, garam beryodium, dan sayuran hijau seperti bayam. Sekitar 90% dari asupan yodium diperoleh dari makanan yang dikonsumsi (Winarno, G. 2007).
Adapun manfaat garam beryodium meliputi sebagai berikut (Gibney, dkk. 2013) :
3. Membantu memelihara kelenjar tiroid yang memiliki peranan dalam pengaturan metabolisme dasar tubuh.
4. Menjauhkan kita dari penyakit gondok, gangguan pendengaran, kekerdilan, dan semangat rendah.
5. Kandungan yodium bisa membantu tubuh memanfaatkan kalori secara optimal sehingga mencegah penyimpanan lemah secara berlebihan.
6. Membantu tubuh dalam menghilangkan racundari dalam tubuh. Racun kimia yang biasanya dikeluarkan oleh yodium adalah : flouride, air raksa, dan racun biogas lainnya.
7. Garam beryodium bisa membantu sistem metabolisme tubuh untuk lebih maksimal dalam memanfaatkan kalsium.
8. Kandungan yodium merupakan elemen utama bagi perawatan rambut. Karena bila kita kekurangan yodium maka salah satu efeknya adalah rambut yang rontok.
9. Membantu proses pertumbuhan normal dan kematangan organ reproduksi serta meningkatkan kekebalan tubuh untuk mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam perut kita.
Adapun dampak kekurangan dari yodium bagi ibu hamil akan kekurangan hormon tiroid dikhawatirkan bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal yang disertai dengan keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan (Arismman, MB. 2010).
Pada masa kanak-kanak, terjadi kretinisme atau manusia kerdil yaitu yang menunjukan gejala antara lain : misal tinggi badan di bawah normal, kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan jiwa ringan sampai dengan yang berat disebut debilitas. Pembesaran gondok yang sangat dikhawatirkan pada anak adalah kemungkinan terjadinya kretinisme ini (Arismman, 2010).
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menimbulkan keadaan lemas dan cepat lelah, produktivitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah serta gondok pada leher. Selain disebabkan oleh kekurangan yodium murni penyakit gondok juga bisa disebabkan akibat zat goiterogen. Zat tersebut ditemukan dalam sayuran dari jenis Brassica seperti kubis, lobak, dan kol kembang. Zat ini juga ditemukan dalam kacang kedelai, kacang tanah, dan obat-obatan tertentu (Arismman, MB. 2010).
Zat goiterogen dapat menghalangi pengambilan yodium oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar gondok sangat rendah. Selain itu zat tersebut juga dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik sehingga menghambat pembentukan hormontiroksin (Sudarmaji, 1989).
Adapun apabila kita kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormon tiroksin. Kelebihn yodium ditandai dengan gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak segera diobati, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang, sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung (Harjadi, W. 1990).
Garam beryodium merupakan solusi bagi kebutuhan yodium untuk masyarakat. Perlu dilakukan kontrol apakah produk garam beryodium sudah memenuhi standar minimal kadar yodium, yaitu 30 ppm. Metode konvensional yang biasa digunakan untuk mengukur kadar yodium dalam garam adalah titrasi iodometri. Namun, metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan yang cukup mahal, dan dibutuhkan seorang analis yang ahli (Harjadi, W. 1990).
Metode test iodine merupakan metode yang cukup sederhana, tidak membutuhkan peralatan yang rumit, dan dapat diaplikasikan di lapangan. Uji dengan test iodine untuk analisis kadar iodium berdasarkan intensitas warna yang terbentuk pada saat laruatn ditetesi ke sampel garam. Semakin pekat warna yang dihasilkan maka kandungan yodium dalam garam tersebut semakin besar (Harjadi, W. 1990).
Berdasarkan SNI No. 01-3556 tahun 1994 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 77/1995 tentang proses, pengepakan dan pelabelan garam beriodium, iodium yang ditambahkan dalam garam adalah sebanyak 30-80 mg KIO3/ kg garam (30-80 ppm). Sampai saat ini mutu garam konsumsi terbagi menjadi dua yaitu mutu I Garam beriodium dan mutu II Garam tidak beriodium(Rivai, 1995).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUKURAN ANTROPOMETRI : LILA dan IMT

FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DASAR ILMU GIZI