FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE
A. JUDUL PRAKTIKUM
FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode Food Frequency Questionaire (FFQ)
2. Untuk mengetahui frekuensi rata-rata konsumsi makanan per hari
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nutritional Assessment adalah sebuah proses mengumpulkan, menganalisa, dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan status kesehatan gizi individu atau populasi yang dipengaruhi oleh intake makanan, kecukupan gizi, dan energi yang keluar. Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satumetode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok sehingga diketahui rata-rata asupan zat gizi harian beserta kecukupannya.
Keberhasilan suatu bangsa dapat terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH). Meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, maka akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia.
Saat ini telah terjadi pergeseran penyebab kematian dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005 dan kelompok lansia adalah salah satu kelompok rentan terkena PTM. Penyakit menular menyumbang 28.1% kematian sedangkan PTM sebagai penyumbang terbesar penyebab kematian terbesar (59.5%). Penyakit jantung, kolesterol dan pembuluh darah adalah PTM yang paling banyak diderita (30%). Penyakit ini erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi atau yang biasa disebut dengan hipertensi.
Selain itu, gangguan proses metabolisme energi dan zat gizi serta penderita penyakit infeksi juga menyumbang besar bagi angka morbiditas masyarakat. Berbagai permasalah yang menyangkut asupan gizi uga diderita balita serta anak-anak yang cenderung tidak tercukupinya asupan gizi yang seimbang.
Hal ini semua berkaitan dengan konsumsi asupan gizi yang tidak seimbang berdasarkan kuantitas, variasi atau jenis, dan frekuensi makanan dan minuman yang dikonsumsi yang tidak sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan aktivitas tubuh sehingga terdapat ketidak sesuaian antara tinggi badan terhadap berat badan seseorang.
Selain alasan diatas, banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian survei konsumsi makanan (survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat, instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat timbang makanan, kemampuan petugas pengumpulan data, daya ingat responden, daftar komposisi makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi responden dan interpretasi hasil yang kurang tepat.
Diperlukan pemahaman yang baik tentang cara-cara melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok maupun rumah tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah satu metode penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Hasil survei hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi atau kelebihan gizi pada seseorang.
Oleh karena itu, dengan berbagai alasan di atas hal inilah yang melatar belakangi perlunya praktikan melakukan praktikum food frequency questionaire. Dengan adanya ini, diharapkan setelah melakukan praktikum maka praktikan dapat memahami dengan baik cara melakukan metode food frequency questionaire ini dan mengetahui frekuensi rata-rata konsumsi makanan per hari sehingga diidentifikasi apakah kondisi masyarakat tersebut mengalami defisiensi gizi atau bahkan kelebihan asupan zat gizi tertentu pada periode waktu yang lalu. Dengan praktikum ini pula nantinya menilai keterkaitan antara asupan makanan tertentu dengan kandungan zat gizi tertentu terhadap resiko kejadian penyakit, melalui korelasi pajanan konsumi makanan terhadap timbulnya kasus kelainan gizi. Sehingga nantinya tenaga ahli kesehatan masyarakat dapat melaksanakan program-program pencegahan dan penanganan masalah gizi sehingga nantinya dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
2. Tinjauan Teori
a) Pengertian Food Frequency Questionaire
Food frequency questionaire merupakan metode atau cara mengukur frekuensi makanan yang bersifat kualitatif dan menggambarkan frekuensi konsumsi per hari, minggu, atau bulan. Sedangkan definisi lain dari FFQ adalah sebagai lanjutan dari checklist pada metode dietary history, dan menanyakan pada responden seberapa sering dan seberapa banyak makanan yang dimakan selama jangka waktu tertentu. Metode FFQ digunakan pada studi epidemiologi untuk mengukur paparan nutrisi dalam jangka waktu yang panjang. Adapula metode semi FFQ yang mengumpulkan informasi tentang ukuran porsi sebagai porsi standar atau sebagai pilihan pada ukuran porsi. Pada metode semi ini perhitungan asupan zat gizi secara keseluruhan diperoleh dengan jalan menjumlahkan kandungan zat gizi masing-masing pangan (Anne Puspitasari, 2011).
Tujuan mengisi FFQ yaitu melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam. Pda umumnya, FFQ digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan besaran asiupan zat gizi, tetapi tidak dirancang untuk memperkirakan asupansecara absolut. Meskipun demikian, cara ini lebih akurat untuk menentukan rata-rata asupan gizi jika menu makanan dari hari ke hari sangat bervariasi. Akhirnya, dengan cara ini orang dapat memperoleh data asupan zat gizi dalam jumlah besar yang mencakup 50-150 jenis makanan.
Untuk memperoleh asupan zat gizi secara relatif atau mutlak, kebanyakan FFQ sering dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan jenis makanan. Asupan zat gizi secara keseluruhan diperoleh dengan cara menumlahkan kandungan zat gizi masing-masing pangan. Sebagian FFQ justru memasukkan pertanyaan tentang bagaimana makanan biasanya diolah, penggunaan makanan suplemen, penggunaan vitamin dan mineral tambahan, serta makanan bermerk lainnya.
Dalam berbagai organisasi terdapat beberapa bentuk modifikasi FFQ, yaitu :
• Non-kuantitatif FFQ : Pendataan tidak disertai dengan ukuran porsi.
• NCI Health Habits and History Questionaire : Semi kualitatif FFQ yang dikembangkan di National Cancer Institute
• Harvard FFQ : Informasi ukuran porsi disertakan sbagai bagian dari item makanan bukan sebagaidaftar terpisah.
• NVI Diet History Questionaire : Melakukan pendekatan dengan pertanyaan lampau, dikembangkan di NCI.
b) Metode dan Penerapan FFQ
• FFQ menilai energi dan atau intake gizi dengan menentukan seberapa serin seseorang mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari, minggu, atau bulan selam periode waktu tertentu.
• Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan.
• Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif kecil pada akanan atau kelompok makanan tertentu, misalkan konsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.
• FFQ biasanyan dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan oleh subjek penelitian.
• Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih makanan yang merupakan kontributor penting untuk intake energi penduduk atau nutrisi khusus menarik lainnya.
• FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral dan aspek lain.
• FFQ sering menggunakan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah detail yang yang layak untuk diserakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan ukiran porsi makan biasa.
• Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu.
• FFQ harus spesifik.
c) Jenis FFQ
Terdapat dua jenis FFQ, yaitu :
1) FFQ kualitatif, terdiri dari :
• Daftar makanan : sifatnya spesifik (fokus pada makanan tertentu, atau yang dikonsumsi secara berkala dalam kaitannya dengan acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan jumlah asupan makanan dan keragaman makanan)
• Frekuensi kategori respons penggunaan : harian, mingguan, bulanan, tahunan.
2) FFQ Semi-kuantitatif dengan FFQ penambahan perkiraan sebagai ukuran porsi : standart atau kecil, sedang, besar. Modifikasi ini memungkinkan penurunan energi dan asupan gizi yang dipilih.
d) Kelebihan FFQ
Kelebihan FFQ yaitu :
• Dapat diisi sendiri oleh responden.
• Pengolahan data sederhana.
• Tidak membutuhkan llatihan khusus.
• Dapat menentukan asupan makanan tertentu yang biasa kelompok makanan konsumsi selama jangka waktu.
• Machine readable/dapat dibawa oleh mesin
• Relative murah untuk populasi yang besar
• Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara diet dan penyakit
• Data usual intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari
e) Kekurangan FFQ
Keterbatasan FFQ yaitu :
• Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih responden
• Tergantung pada kemampuan responden untuk mendeskripsikan dietnya
• Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi
• Makanan musiman sulit untuk mengukur
• Perlu membuat percobaan terlebih dahulu untuk menentukan jenis makanan yang akan masuk daftar kuesioner
• Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
• Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
• Bergantung pada ingatan responden
• Hasil bergantung pada kelengkapan daftar makanan yang tercantum di daftar kuesioner
f) Perbandingan FFQ dengan Metode yang Lain
FCR
|
24-Hour Dietary Record
|
Dietary
Record
|
Dietary
History
|
FFQ
| |
Metode
|
Objektif oleh staff terlatih pada tingkat rumah tangga.
|
Perhitungan subjektif menggunakan kuesioner terbuka oleh pewawancara terlatih
|
Perhitungan subjektif menggunakan kuesioner terbuka, wawancara dilakukan sendiri
|
Perhitungan subjektif menggunakan kuesioner terbuka dan tertutup oleh pewawancara terlatih
|
Perhitungan subjektif menggunakan kuesioner yang sudah ditetapkan, wawancara bida dilakukan sendiri atau oleh pewawancara
|
Cara Pengambilan Data
|
Informasi asupan secara langsung pada jangka waktu tertentu
|
Informasi asupan secara langsung pada 24 jam sebelumnya
|
Informasi asupan secara langsung pada jangka waktu tertentu
|
Asupan biasa yang diperkirakan untuk waktu cukup panjang
|
Asupan biasa yang diperkirakan untuk waktu cukup panjang (6 blan atau 1 tahun)
|
Kelebihan
|
Mudah dilakukan bagi orang buta huruf tinggi atau yang sering menyediakan makanan
|
Memberikan data asupan yang rinci, eban responden kecil karena keaksaran tidak wajib
|
Memberikan data asupan yang rinci, tidak dibutuhkan penanya dan tidak ada kesalahan mengingat
|
Menilai asupan makanan sehari-hari
|
menilai asupan makanan sehari-hari dengan sederhana, hemat biaya dan waktu, cocok untuk studi epidemiologi
|
Kekurangan
|
Asupan makanan secara individu tidak akurat, tidak cocok untuk yang suka makan di luar rumah
|
Kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengingat, diperlukan pewawancara yang terlatih, kemungkinan ada salah dari pewawancara, mahal dan banyak waktu diperlukan
|
Beban responden relative besar harus tidak buta huruf, mahal dan banyak wakktu diperlukan
|
Mahal, dan butuh banyak waktu, tidak cocok untuk studi epidemiologi
|
Spesifik untuk studi kelompok dan tujuan penelitian kurang akurat
|
g) Prosedur FFQ
1. Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan yang disukai, mintalah responden untuk mengidentifikasi seberapa sering mereka biasanya mengkonsumsi setiap item makanan (kelompok makanan).
2. Lima kategori untuk frekuensi makanan yang tersedia : sehari-hari (D), mingguan (W), bulanan (M), tahunan (Y), jarang/tidak pernah (N). Responden memilih kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi item makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali item makanan yang dikonsumsi dalam kotak yang sesuai.
h) Langkah-Langkah Metode FFQ
Dengan menggunakan metode FFQ dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatan yang lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Langkah –langkah FFQ adalah sebagai berikut :
• Responden diminta untuk memberikan tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porisnya.
• Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Sedangkan prosedur penggunaan FFQ menurut Fahmida (2007) adalah sebagai berikut :
• Subjek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis makanan sumber zat gizi yang omgin diketahui, apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
• Subjek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk mempermudah subjek menjawab, pewawancara menggunakan alat bantu foto ukuran bahan makanan.
• Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subjek ke dalam ukuran berat (gram)
• Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk perhari. Misalnya :
− Nasi dikonsumsi 3 x sehari maka ekuivalen dengan 3
− Tahu dikonsumsi 4 x perminggu maka ekuivalen dengan 4/7 perhari = 0,57
− Untuk buah musiman digunakan kategori pertahun.
• Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk mendaatkan berat yang dikonsumsi dalam gram/hari.
• Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subjek peneliti sesuai dengan yang terisi di dalam form.
• Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga diperoleh total asupan zat gizi dari subjek.
• Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gram) bahan makanan tidak terjadi kesalahan.
i) Ciri-Ciri Form FFQ
Pada form FFQ terdapat 2 komponen dasar yaitu daftar makanan dan frekuensi konsumsi untuk melaporkan seberapa sering suatu makanan dikonsumsi. Kuesioner frekuensi pangan harus berdasarkan kebutuhan zat gizi yang diteliti serta kebiasaan makan masyarakat, sehingga tidak perlu semua nama makanan masuk ke dalam kuesioner namun juga tidak ada nama makanan yang tidak terekam di kuesioner karena terlewat.
Daftar nama makanan danminuman dibuat berdasarkan kelompok pangan lalu dibuat kategori respon berapa kali frekuensi yang ada terhadap daftar nama makanan yang sudah dibuat. Frekuensi pangan yang ditulis berupa berapa kali perhari hingg berapa kali per tahun,Setelah itu dibuat rata-rata perhari. Kadang-kadang dperlukan nilai baru untuk pengolahan lebih lanjut, sehingga frekuensi konsumsi diberikan skor atau nilai.
D. HASIL
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum tentang “Food Frequency Questionaire” kali ini yang berguna untuk mengetahui frekuensi rata-rata konsumsi makanan per hari, maka praktikan menyimpukan bahwa :
1. Total sumber karbohidrat yang dikonsumsi per hari adalah 393,053 gram/hari.
2. Total sumber hewani yang dikonsumsi per hari adalah 54,064 gram/hari.
3. Total sumber nabati yang dikonsumsi per hari adalah 408,49 gram/hari.
4. Total buah-buahan yang dikonsumsi per hari adalah 64,81 gram/hari.
5. Total susu dan lemak yang dikonsumsi per hari adalah 14,53 gram/hari.
6. Total bahan lain yang dikonsumsi per hari adalah111 gram/hari.
7. Total jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dalam sehari adalah 1.045,947 gram/hari.
F. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana Perdana Media Group
Gibson, R. S. (2005). Principle of Nutrional and Assessment. New York : Oxford University Press
Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Jakarta : Penerbit Papas Sinar Sinanti
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : Rineka Cipta
Tuckr KL. (2013). Quantifying Diet forNutrigenomic Studies. Europe : Journal of Public Health
Widajanti, L. (2009). Survey Konsumsi Gizi. Semarang : BP UNDIP
Komentar
Posting Komentar